Search This Blog

Saturday, July 30, 2011

Taat!

Ibrani 5:8
Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,


Taat adalah sikap tunduk dan dengan rendah hati memberikan kehendak bebasnya untuk ada di bawah kehendak Allah, dan melakukan apapun yang berkenan bagiNya dalam kehidupannya.

Orang yang tidak hidup dalam kebenaran tidak akan pernah bisa menjadi taat karena kehidupannya masih menjadi miliknya sendiri, ia merasa berhak untuk memakai kehendak bebasnya untuk mengatur kehidupannya.

Namun tidak dengan kita, kita telah belajar tentang kebenaran.  Dan kita diajar untuk menyerahkan kehidupan kita bagi kemuliaan Tuhan.  Karena untuk itulah kita diciptakan.

Waktu Anugrah

Ibrani 4
2  Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya.
6  Jadi sudah jelas, bahwa ada sejumlah orang akan masuk ke tempat perhentian itu, sedangkan mereka yang kepadanya lebih dahulu diberitakan kabar kesukaan itu, tidak masuk karena ketidaktaatan mereka.
7  Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!"






WAKTU ANUGRAH

Tuhan memberikan waktu anugrah kepada setiap manusia ciptaanNya.  Akan ada saatnya waktu anugrah tersebut berakhir dan siapapun tidak dapat lagi mengubahkan hati orang tersebut karena Tuhan telah mengeraskan hatinya.

MENUNDA PERTOBATAN

Pertobatan yang ditunda adalah ketidaktaatan yang berujung pada maut.  Sebaliknya, jika suara Roh Kudus yang ada dalam hatimu menyatakan suatu firman dalam hatimu, jangan keraskan hatimu, dan lakukan saat itu juga.

Penguasaan Diri

Titus 2: 6-7
6  Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal
7  dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu,


MENGUASAI DIRI
Penguasaan diri berarti "memaksa" pikiran atau logika kita untuk tidak memenuhi keinginan daging atau perasaan kita menguasai kehidupan kita ketika terjadi sebuah keadaan yang tidak menyenangkan atau menguntungkan kita.  Untuk menguasai diri, lawan terbesar kita adalah perasaan dan emosi kita.  Ketika kita berhasil mengalahkan perasaan kita, kita seolah-olah ikut menekan ego kita untuk tidak semakin tinggi dan akhirnya membuat kita menjadi orang yang tidak dapat menguasai diri kita sendiri.

Pernah melihat orang-orang yang tidak dapat menguasai dirinya?  Mereka akan bertindak bahkan di luar otak dan kebiasaan mereka dan "menghancurkan" barang atau orang atau keadaan yang ada saat itu.  Walaupun bukan berarti kita tidak dapat mengekspresikan perasaan kita, namun kita perlu tau bahwa Tuhan ingin bukan kedagingan kita yang mengendalikan hidup kita. 

Amsal 16:32
Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.

Korban Penebus Dosa

Ibrani 2: 14-18
14  Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;
15  dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.
17  Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
18  Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.


KORBAN PENEBUSAN DOSA
Yesus telah memilih diriNya sendiri yang menjadi korban penebusan dosa bagi dunia.  Ia tidak mengutus seorang manusia atau bahkan malaikat untuk menjadi korban penebus dosa meskipun Ia mampu dan berkuasa untuk melakukannya.  Ia memilih untuk melakukannya sendiri di atas kayu salib supaya Ia menjadi sama dengan manusia dan merasakan apa yang kita rasakan.  Ia tau bagaimana rasanya ditolak, dikecewakan, sakit hati, dikhianati, dicobai, bergumul melawan dosa, difitnah, diteror hampir dibunuh sepanjang hari, sehingga Ia dapat mengerti benar apa yang kita alami.

Bersyukur bahwa Allah kita adalah Allah yang mau mengerti dan peduli keadaan kita.  Percayalah, bahwa Allah menolongmu tepat pada waktuNya dan dengan cara yang tidak pernah kita duga.  Allah menjadi pembela kita, karena Ia telah merasakannya terlebih dahulu di atas kayu salib.

Hati Nurani

1 Timotius 1:19
Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka,


Hati nurani adalah tempat Roh Kudus berbicara dengan lembut untuk mengingatkan kita akan kehendak Tuhan.  Dengan apakah kita seringkali menjualnya?  Rencana dan kehendak kita sendiri?  Kesenangan duniawi?  Pergaulan yang salah?  Hawa nafsu?

Hati nurani adalah tempat spesialnya Tuhan.  Lewat hati nurani, Ia ingin berbicara kepada kita.  Jika kita tidak menjaga hati nurani kita murni di hadapan Allah, maka Tuhan tidak dapat lagi berbicara kepada kita lewat Roh KudusNya.

The Chosen One

2 Tesalonika 2:13b
13b  sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai.


Keselamatan itu anugrah Allah yang telah ditetapkan untuk diberikan kepada orang-orang yang telah dipilihNya sejak semula.  Betapa seharusnya kita bersyukur karena kita adalah orang-orang terpilih, tidak semua orang menerima anugrah ini.  Dan jika kita telah menerima anugrah keselamatan yang sangat berharga ini, masihkah kita menyia-nyiakannya dan lebih memilih kehidupan duniawi kita, sementara Allah telah menyediakan kehidupan roh yang kekal untuk kita?


Mungkin masalah membuat kita lelah dengan Kekristenan, tapi ingatlah Tuhan tidak pernah lelah dengan hidupmu.  AnugrahNya tetap berlaku untukmu.  Ia menunggumu kembali pulang dan menerima anugrahNya kembali dengan penuh kerinduan.

Manusia Baru

Kolose 3: 9b-10
9b  karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
10  dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;


Proses penanggalan manusia lama seharusnya hanya SATU kali.  Proses pembaharuan manusia baru berlangsung terus menerus setiap hari.  Tapi seringkali proses penanggalan manusia lama kita berulang lagi dan lagi karena kita tidak menanggalkan manusia lama kita sepenuhnya.  Kita masih berjuang untuk menanggalkan manusia lama hari demi hari.

Kita butuh kekuatan dan kasih karunia Kristus untuk melakukannya.  Kita tidak bisa melakukannya dengan kekuatan kita sendiri.  Mari minta Tuhan menjaga dan memberi kita kekuatan untuk bisa benar-benar menanggalkan kehidupan lama kita dan menjadi manusia yang baru di dalam Tuhan.

Iman Yang Nyata

Filipi 4: 8
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.


Menumbuhkan iman kita dimulai dari memikirkan dan meperkatakan hal-hal yang positif dan sesuai dengan kebenaran firman.  Kata-kata yang sering keluar dari mulut kita, itulah yand didengar oleh alam bawah sadar kita, yang mengamini semua perkataan kita.  Iman timbul dari pendengaran akan firman Kristus.  Mari jaga setiap panca indra kita, untuk menerima kata-kata positif yang sesuai firman Allah, sehingga kita dapat menumbuhkan iman yang semakin tajam dalam hidup kita.

Buah Kehidupan

Mazmur 1
1  Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
2  tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
3  Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Saat kita berakar dalam firman, kita akan seperti pohon yang menghasilkan buah pada musimnya, dan kita berhasil dalam apapun yang kita kerjakan.  Namun untuk itu, kita perlu tinggal tetap dalam firman: menjadikan firman sebagai kesukaan dan merenungkan firman itu siang dan malam (meditasi firman).

PADA MUSIMNYA
Buah tidak terjadi secara instan dalam semalam.  Sebatang pohon dimulai dari benih yang ditanam ke tanah, berakar dan memperkuat fondasinya ke bawah tanah sebelum ia bertumbuh ke atas dan menghasilkan banyak buah. Banyak orang menyerah karena lelah menunggu karena mereka pikir telah melakukan banyak hal namun sepertinya sia-sia.  Walaupun kita telah melakukan yang terbaik, tapi belum ada hasil yang terlihat.  Buah dihasilkan sesuai musim dan waktu yang tepat sehingga memiliki kualitas rasa yang optimal dan dapat dinikmati semua orang.  Ketika kita tekun dalam sebuah masalah, Tuhan sedang memperkuat fondasi kita untuk siap menikmati "buah" berkat yang sudah Tuhan sediakan untuk kita.

Kunci untuk menjadi berbuah adalah dengan berakar pada firman dan tetap tekun di dalamnya sampai buah itu terlihat dan menjadi kemuliaan Allah dalam kehidupan kita.

Bagaimana dengan pertumbuhanmu? 

Passion

Filipi 2
12b  karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
13  karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.

Tuhan memberikan keselamatan kepada kita secara gratis, dengan iman kita.  Namun tidak berhenti sampai di situ, Tuhan mau kita tetap menjaga dan mengerjakan keselamatan itu, dengan menjaga hati dan passion kita, seperti saat pertama kali bertobat, menjaga kasih mula-mula kita untuk melakukan pekerjaan yang Allah rancangkan dalam hidup kita.

Masihkah passion yang sama ada dalam hati kita saat ini?

Prioritas Hidup

Filipi 3
8  Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
9  dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
13  Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,
14  dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

Setelah mengenal Tuhan, kita mengubah prioritas hidup kita dan menjadikan Tuhan sebagai yang terutama dari seluruh aspek hidup kita.  Namun mengubah prioritas mungkin tidak semudah yang kita bicarakan.  Harus ada kebiasaan lama yang dibuang dan digantikan dengan kebiasaan yang baru, ada harga yang harus dibayar untuk lebih menganggap penting Tuhan dari hal-hal yang kita sukai.

Mengubah prioritas bicara tentang sebuah proses kehidupan yang tidak pernah selesai.  Seringkali kita dihadapkan pada situasi-situasi yang membuat kita harus mengambil keputusan yang tepat.  Mungkin kita telah mengambil keputusan yang salah dalam kehidupan kita, namun Tuhan mau kita meninggalkan masa lalu dan kegagalan-kegagalan hidup kita dan tetap berfokus pada penggilan surgawi kita.

Keep focusing on his calling, keep on his track, and be obedience in his will.

Kasih dan Kerendahan Hati

Filipi 2
3b  Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
4  dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
5  Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
6  yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7  melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8  Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.


Dalam kasih ada kerendahan hati.  Kita tidak bisa mengasihi dengan tetap mempertahankan egoisme dan gengsi kita.  Itu sebabnya juga kasih berdampingan dengan pengampunan.  Orang yang mengasihi harus siap memberikan pengampunan.  Untuk mengampuni kita menaruh egoisme kita dan dengan kerendahan hati menerima kembali orang yang bersalah pada kita dengan pengertian yang tulus bahwa kita telah diampuni dan kita pun dapat melakukan kesalahan yang sama seperti dia.

Tuhan telah menunjukkan teladannya dengan mengasihi kita secara total, dengan "mengosongkan" statusnya sebagai anak Allah dan memberikan hidupnya sehingga kita menerima keselamatan.  Tanpa kerendahan hati Tuhan, kita tidak pernah bisa hidup sampai hari ini.

Bagaimana denganmu?

Thursday, July 7, 2011

Melakukan Iman

Yakobus 2
14  Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
15  Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari,
16  dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?
17  Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
18  Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
19  Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.
20  Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?
21  Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?
22  Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
23  Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah."
24  Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.
25  Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?
26  Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.

Apa yang membuat sebagian orang Kristen menjadi "jago kandang"?  Bukan saja hanya karena sebagian besar kesibukannya di luar pekerjaan habis karena kegiatan gereja.  Namun karena kita tidak melakukan iman yang telah kita dapatkan di dalam gereja dan dibawa ke luar gereja untuk kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Saya seringkali berpikir bagaimana melatih iman saya untuk perkara-perkara besar?  Namun bagaimana caranya kita memiliki iman yang besar jika kita tidak pernah melatihnya lewat perbuatan kita dalam perkara-perkara kecil?  Saya suka ayat 19.  Apakah kita percaya bahwa Allah ada?  Then, prove it.  Di kantor, di kampus, di keluarga.  Lewat perkara-perkara kecil, tunjukkan bahwa Tuhan ada dan nyata dalam hidupmu, sehingga apa yang terpancar dari hidupmu adalah firman yang hidup dan menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Mari belajar dari hal-hal sederhana.  Jika kita rindu Tuhan memperbesar kapasitas iman kita, mari setia terlebih dahulu dalam perkara-perkara yang kecil.  Melakukan iman adalah sama pentingnya dengan memiliki iman itu sendiri.  Ingat-ingat, iman tanpa perbuatan yang nyata adalah sia-sia belaka.