Search This Blog

Friday, August 12, 2011

Persembahan Hati yang Terbaik

Mazmur 51: 17  (51-19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Tuhan tidak mencari orang yang sempurna, tetapi orang yang selalu mau merendahkan diri dan hatinya untuk senantiasa dikoreksi oleh kebenaran firman Tuhan dan berusaha tanpa henti untuk melakukan kebenaran.  Ketika kita gagal, respon kita yang Tuhan inginkan bukanlah hanya menangis menyesali diri dan terpuruk dalam dosa tersebut, tapi dengan rendah hati mengakuinya di hadapan Tuhan dan terus mencoba melakukan yang terbaik bagi Tuhan.  Tentu saja kita perlu kekuatan Roh dan tidak dapat kita berjuang sendirian.  Mari libatkan Roh Kudus untuk memperbaharui hidup kita setiap hari, dan disiplinkan diri kita setiap hari dengan firman dan doa.

Kedaulatan Hidup

Mazmur 45:6
(45-7) Takhtamu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanmu adalah tongkat kebenaran.

Bayangkan jika seorang raja menyerahkan kedaulatannya dalam kedaulatan Allah.  Betapa tentram dan damai sejahternya negeri tersebut.  Walaupun mungkin bukan berarti tanpa masalah, tapi raja tersebut tidak perlu kuatir atas segala sesuatu yang terjadi karena Tuhan campur tangan dan bertanggung jawab penuh atas kesejahteraan negeri tersebut.

Begitu juga dengan hidup kita.  Hidup kita bukan milik kita sendiri lagi sejak kita memutuskan untuk menyerahkan "kedaulatan" hidup kita ke dalam tangan Tuhan.  Dia yang akan menopang hidup kita dengan kebenaranNya.  Menyerahkan kedaulatan hidup kita berarti mengizinkan rencana dan kehendakNya yang terjadi atas kita.  Itu juga berarti menyerahkan kehendak, cita-cita, ego, dan keinginan daging kita dan mengizinkan rancanganNya yang terjadi atas hidup kita.

Tetap Kuat dalam Masalah

Mazmur 44
6  (44-7) Sebab bukan kepada panahku aku percaya, dan pedangkupun tidak memberi aku kemenangan,
7  (44-8) tetapi Engkaulah yang memberi kami kemenangan terhadap para lawan kami, dan orang-orang yang membenci kami Kauberi malu.

Satu hal yang saya kagumi dari Daud adalah tentang kehidupannya.  Dalam kitab Mazmur, kita bisa melihat bahwa hidupnya mengalami banyak masalah, tekanan, ketakutan, teror, pengkhianatan, dan lain sebagainya.  Namun ia tidak meninggalkan Tuhan dan tetap menaruh harapannya kepada Tuhan.  Ia tetap percaya bahwa Allah adalah kekuatannya, tempat persembunyiannya, gunung batunya, kota bentengnya, dan juga gembala yang baik baginya.  Masalah tidak membuatnya kecewa dan meninggalkan Tuhan, tetapi semakin melekat dengan Tuhan.

Hari-hari ini, ketika Tuhan mengizinkan masalah ada dalam kehidupan kita, ingatlah Daud yang selalu bermazmur dan berdoa memuji Allahnya, bersyukur selalu walaupun tidak ada keadaan positif yang menjadi alasannya untuk mengucap syukur.

Masalah: Responi dengan Positif

Yohanes 5
5  Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.
6  Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"
7  Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."

Masalah diizinkan Tuhan terjadi bukan untuk membatasi iman kita dan membuat kita putus asa.  Sebaliknya, masalah seharusnya menjadi latihan bagi kita untuk melihat secara roh pekerjaan Tuhan yang luar biasa dinyatakan dalam hidup kita.  Seringkali respon yang negatif terlontar begitu saja dari mulut kita dan itulah yang kita imani dalam roh kita.  Mari kita jaga hati kita, tetap berpegang teguh pada pengharapan yang dari Tuhan, karena Tuhanlah Allah penolong kita dan Ia akan menolong kita tepat pada waktuNya.

Hidup dalam Kerajaan Allah

Yohanes 3:3
Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

Barangsiapa yang dilahirkan kembali adalah mereka yang telah sebelumnya "mati".  Untuk melihat kerajaan Allah, kita tidak bisa melihat dengan kedagingan dan mata duniawikita.  Sebaliknya, kita harus "mematikan" ego, kehendak bebas, dan kedagingan kita sendiri untuk melihat Allah.

Hidup dalam kerajaan Allah adalah hidup dalam otoritas pemerintahan Allah, bukan lagi kehendak kita, tapi kehendak Tuhan yang terjadi atas hidup kita.

Kasih itu ........ ?

Rasanya sulit membaca dan merenungkan firman mengenai kasih, saat kita tidak sedang memiliki masalah dengan siapapun.  Mengasihi itu bukan sekedar tersenyum bagi orang-orang yang tidak kita kenal atau memberikan hadiah untuk orang-orang terdekat saat ulang tahun, atau membalas perlakuan baik orang-orang yang sudah berlaku baik kepada kita.

Mengasihi adalah sebuah tindakan yang aktif.
1 Yoh 4: 19
Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.

Sebuah tindakan kasih dimulai dengan sebuah inisiatif.  Bukan menunggu perlakuan baik yang kita dapatkan dari orang lain.

Mengasihi adalah memberi "sesuaatu" yang ada pada kita untuk orang lain.  Seharusnya mengasihi adalah menyakiti kedagingan kita karena ada sesuatu yang kita punya, kita berikan untuk orang lain: waktu kita, perhatian kita, uang kita, bahkan "harta" kita yang berharga, seperti ego kita, status kita, dan jabatan sosial kita.

Mengasihi tanpa mengorbankan apapun bukanlah mengasihi yang sebenarnya.  Yang Allah inginkan dari kita bukanlah sekedar mengasihi seperti yang kita sering bayangkan. Mengasihi yang sesungguhnya adalah seperti Yesus mengasihi kita walaupun kita belum mengenal Dia dan masih berdosa, dan memberikan kesempatan kepada kita setiap hari untuk melakukan yang terbaik, dan memberikan pengampunan lagi saat kita gagal, dan melupakan serta tidak mengingat lagi dosa yang sudah kita lakukan di masa lalu.  Tindakan kasih yang besar dari Yesus ditunjukkan dengan melepaskan tahta kerajaanNya dan memberikan nyawaNya untuk menebus dosa-dosa kita.

Kita adalah orang-orang yang telah diampuni dan menerima kasih karunia.  Apakah kita juga sudah menjadi orang yang mengampuni dan memberikan "kasih karunia" untuk orang lain yang bersalah pada kita?

Hadiah Terindah

2 Peter 1: 3-11 
Don't Put It Off
 3-4Everything that goes into a life of pleasing God has been miraculously given to us by getting to know, personally and intimately, the One who invited us to God. The best invitation we ever received! We were also given absolutely terrific promises to pass on to you—your tickets to participation in the life of God after you turned your back on a world corrupted by lust.  5-9So don't lose a minute in building on what you've been given, complementing your basic faith with good character, spiritual understanding, alert discipline, passionate patience, reverent wonder, warm friendliness, and generous love, each dimension fitting into and developing the others. With these qualities active and growing in your lives, no grass will grow under your feet, no day will pass without its reward as you mature in your experience of our Master Jesus. Without these qualities you can't see what's right before you, oblivious that your old sinful life has been wiped off the books.
 10-11So, friends, confirm God's invitation to you, his choice of you. Don't put it off; do it now. Do this, and you'll have your life on a firm footing, the streets paved and the way wide open into the eternal kingdom of our Master and Savior, Jesus Christ.


Kita telah diberikan sebuah panggilan (invitation) yang sangat luar biasa oleh Tuhan, yaitu memiliki pengenalan akan Tuhan secara personal dan intim, sebagai Bapa dan sahabat bagi kita.  Tidak semua orang mendapatkan undangan ini.  Tuhan telah memilih pada mulanya orang-orang yang mendapatkan hak istimewa ini.  Ini adalah tiket kita untuk menuju pada hidup kesempurnaan akan Kristus, di tengah dunia yang penuh dengan hawa nafsu.

Oleh karena itu, mari jangan sia-siakan apa yang telah kita miliki, yang telah Tuhan berikan.  Perlengkapi imanmu dengan karakter yang baik, pengenalan roh, disiplin yang konsisten, ketekunan yang bergairah, kasih terhadap sesama dan kepada semua orang.  Dengan semua kualitas iman yang seperti ini, kita akan terus bertumbuh menjadi dewasa dalam pengalaman rohani kita bersama Tuhan.

Mari kita terima panggilan (undangan) Allah untukmu, karena Allah telah memilihmu dan bukan orang lain.  Jangan sia-siakan itu, lakukan sekarang dan kamu akan melihat pintu kemuliaan surga terbuka lebar kepada kerajaan kekal Yesus Kristus Tuhan.

Share The Words

Membagikan firman lewat sms atau BBM sepertinya adalah hal sia-sia dan tidak berguna.  Aku pikir, ah, belum tentu dibaca karena aku kirim setiap hari, kadang direspon pun tidak.  Melelahkan karena aku harus menyediakan waktu untuk itu, tapi kelihatannya tanpa hasil dan tidak membawa perubahan apa-apa.

Hari ini aku ditegur Tuhan untuk setia dalam perkara kecil.  Membagikan firman kepada seseorang yang engkau anggap penting adalah sebuah pelayanan.  Lakukan hanya untuk Tuhan, dan jangan sekali-kali untuk manusia dan mengharapkan "imbalan" seperti pujian dari orang lain.  Kamu tidak tahu bahwa Tuhan bekerja juga lewat perkara-perkara kecil dan mungkin suatu saat dia sedang membutuhkan firman itu dan dikuatkan oleh sharingmu.

Jangan pernah berhenti, teruslah bagikan firman kepada orang lain dan setialah dalam "pelayanan jari"mu, lakukan YANG TERBAIK untuk Tuhan, lakukan apa yang kamu bisa lakukan untuk Tuhan.

Let's share... :)