Search This Blog

Friday, July 6, 2012

Penyembahan yang Sebenarnya

Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
Yoh 4:23

Allah terlebih melihat hati kita daripada performance kita di atas mimbar. Tidak perduli sehebat dan sebaik apa persiapan yg kita lakukan untuk pelayanan mimbar kita, tapi Ia terlebih menilik setiap hati dan kehidupan kita. Bukan persiapan teknis yang terbaik tidaklah perlu, namun seharusnya imam-imam Lewi lebih memberikan porsi yang lebih banyak untuk persiapan hati dan hidupnya daripada persiapan teknis di atas mimbar, sebelum ia melayani Allah.

 Penyembah dan pelayan Lewi perlu trus menerus mengingatkan dirinya sendiri untuk tetap hidup dalam roh DAN kebenaran SETIAP HARI. Krn itulah pelayanan yg sesungguhnya dilihat Tuhan.

Mengucap Syukur

Ucapan syukur adalah bukti iman percaya kita kepada Allah. Ketika kita mengucap syukur dalam segala keadaan, hal tersebut artinya kita sedang mendeklarasikan bahwa Allah berdaulat atas hidup kita apapun keadaannya.

Ucapan syukur selain memperkuat iman kita juga menarik kuasa Allah bekerja dalam hidup kita. John R. Bisagno dalam bukunya, "The Power Of Positive Prayer" menyatakan, "Langkah pertama yang sangat efektif dalam doa adalah pujian dan ucapan syukur."

Bersungut-sungut adalah tindakan kebalikan dari mengucap syukur. Sungut-sungut mematahkan semangat. Selain itu sungut-sungut menghina Tuhan, karena kita telah berprasangka buruk terhadap-Nya. Ketika bangsa Israel bersungut-sungut saat berada di padang gurun, Tuhan mengungkapkan kekecewaannya kepada Musa seperti ini, "Berapa lama lagi bangsa ini menista Aku, dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-Ku, sekalipun sudah ada segala tanda mukjizat yang Kulakukan di tengah-tengah mereka!" (Bilangan 14:11).

Sekalipun dalam kehidupan ini, umat percaya tetap mengalami pencobaan, sakit penyakit dan terkadang bencana, namun kita harus tetap percaya bahwa Allah mengasihi kita dan percaya bahwa segala yang terjadi di ijinkan-Nya untuk mendatangkan kebaikan. Untuk itulah Rasul Paulus menuliskan kepada jemaat di Roma seperti ini, "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah" (Roma 8:28).

Hari ini, mari awali hari kita dengan ucapan syukur. Apapun keadaan kita saat ini, kita patut menaikkan ucapan syukur kepada Allah.

Ucapan syukur mendatangkan kuasa dan berkat Allah dalam hidup kita.

Hidup Dengan, Oleh, dan Di Dalam Iman

Roma 1:16-17
Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: 'Orang benar akan hidup oleh iman.'"


Mengapa seseorang dapat bertobat secara radikal (atau tampaknya) dan begitu bergairah tentang iman baru mereka tapi kemudian tiba-tiba menyerah begitu saja?
Mereka tampaknya memiliki pengalaman pertobatan yang paling menakjubkan, tapi tiba-tiba, mereka berhenti dan pergi.
Bagaimana itu bisa terjadi?

Saya pikir orang yang seperti itu sebenarnya tidak pernah benar-benar bertobat dan diselamatkan.
Ini bukan tentang emosi sesaat, tetapi adalah tentang ujian waktu.
Jika seseorang adalah Kristen sejati, dia akan terus bertahan -- meskipun tidak sempurna dan disertai banyak kesalahan.
Seorang Kristen sejati tidak mungkin menjadi tersesat dan tidak pernah kembali.

Tetapi jika seseorang adalah benar-benar orang yang percaya, dia selalu akan kembali.
Jika mereka menyimpang dan tidak pernah kembali, berarti mereka tidak pernah benar-benar menjadi orang percaya yang sesungguhnya.
Seperti dikatakan dalam 1 Yohanes 2:19, "Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita."

Mungkin mereka membangun iman mereka pada pengalaman emosional, dan memang bisa ada pengalaman emosional dalam pertobatan, meskipun tidak selalu.
Tetapi Anda tidak dapat membangun hidup Anda pada landasan emosi, karena emosi datang dan pergi.
Seseorang yang mengharapkan bahwa kehidupan Kristen selalu dipenuhi oleh pengalaman emosional rohani setiap hari akan merasa kecewa ketika mereka bangun pagi dan tidak merasakan apa-apa.

Itulah saatnya untuk mulai bertumbuh dan berjalan dengan iman, bukan dengan perasaan.

Roma 1:17 mengatakan, "Orang benar akan hidup oleh iman."
Namun beberapa orang membangun hubungan mereka dengan Tuhan atas dasar pengalaman emosional, dan ketika emosi tidak ada, mereka menyerah.


Orang Kristen yang membangun hubungannya dengan Tuhan berdasarkan iman akan terus bertahan sampai kesudahannya.

Janji Tuhan

Bagi setiap orang yang percaya dan berharap, Tuhan memiliki janji yang indah untuk masa depan mereka. Namun seringkali mulut kita sendiri yang membatalkan janji itu dengan kata-kata yang negatif, tnp harapan, putus asa, dan ketidakpercayaan.

Ibrani 10:38
Tetapi orangKu yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.

Seringkali masalah dan pergumulan yang berat membuat kita hampir mundur dari seluruh pengharapan kita akan Tuhan. Namun Tuhan ingin agar kita menaruh pengharapan kita dalam iman akan janjiNya bahwa Allah sedang bekerja dalam segala sesuatu untuk menggenapi rencanaNya atas hidup kita. Tetaplah berharap, karena kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa. Kita lebih dari pemenang!

Hamba Kristus

Galatia 1:10
Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah HAMBA KRISTUS.

Seringkali kita menyebut diri kita pelayan, melayani Tuhan di gereja. Namun tanpa sadar kita bukanlah pelayan yang sejati jika kita masih mendahulukan kepentingan kita sendiri daripada kepentingan Allah, mencari kemuliaan dan kehormatan nama kita sendiri daripada kemuliaan dan kehormatan nama Allah, mencari perkenanan dan nama baik kita sendiri, dari pada perkenanan dan nama baik dari Allah.

Seperti layaknya seorang HAMBA, ia ada di posisi paling RENDAH yang seharusnya hanya TAAT pada kehendak "tuan"nya, karena tuannya yang telah "membeli" hak hidupnya, sehingga hambanya tidak lagi memiliki hak apapun terhadap dirinya sendiri. Ia telah menjual kehendak bebasnya untuk TAAT akan kehendak tuannya dan senantiasa MELAYANI tuannya.

Itu artinya, kita juga harus membuang kehendak bebas kita, ego kita, kepentingan kita, dan menyerahkannya kepada Allah.

Mari sadarkan diri kita sendiri bahwa kita adalah HAMBA nya Tuhan..

Everytime, Everywhere

Esensi ibadah bukanlah soal tata cara dan kegiatan yang dilakukan tetapi perjumpaan pribadi dengan Allah, yang pada akhirnya menghasilkan perubahan hidup.

Ibrani 10:19-23
19  Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
20  karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
21  dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
22  Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
23  Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.

Tuhan menjamin bahwa kita DAPAT masuk ke dalam tempat kudus karena darah Yesus yang telah mnyucikan semua dosa kita.  Artinya, kita PASTI dapat berjumpa dengan Bapa karena kita memiliki Imam Besar yang telah menghapus dosa kita dengan darahNya sendiri.

Ia telah melakukan bagianNya, lalu apa bagian kita?  Bagian kita adalah memercayaiNya dengan penuh keyakinan iman kita yang teguh dan membersihkan hati nurani kita yang jahat DAN membasuh tubuh kita dengan air yang murni, yaitu firman tuhan, sebagai persembahan yang hidup bagi Tuhan.

Jangan lagi merasa terintimidasi untuk menghadap Bapa.  Kita BISA menghadap Bapa di mana saja, kapan saja, dalam kondisi apapun, ASAL kita mau bertobat dari segala kesalahan kita yang tidak berkenan di mataNya.